Asep Jamaludin : Author
Ketika doa ditidurkan
Bukan bermakna allah tidak mengijabah doa. Allah menjawabnya dengan cara menidurkannya. Agar manusia berserta segala obsesi terlelap. Sebab hanya ketika tidur manusia lupa akan masalah-masalahnya.hilang ingatan pada segenap perkara yang membuat dirinya tak berdaya.
Ketika doa ditidurkan
Allah ingin manusia berdamai dengan cita-citanya. Berbaik-baik dengan harapan harapannya. Allah ingin merenggangkan kekisruhan yang senantiasa berkecamuk dalam diri manusia sepanjang ia terjaga.
Ketika doa ditidurkan.
itu bukan bermakna Allah tertidur. Tapi Allah tengah menjaga dari segala hal yang yang melenakan manusia. Kapan saja manusia bisa lena dan apa saja bisa membuat terlena dan itu, secara sederhana hanya bisa dicegah dengan melenakan, menidurkan doa-doanya, mengistirahatkan harapan-harapan yang kadang hanya akan menyanderanya. Sebab kelemahan para raja atau ksatria tampak ketika tertidur. Hanya Allah Yang Maha Terjaga.
Ketika Doa ditidurkan
Allah ingin manusia terpejam. Tidak selalu membuka mata pada hal hal yang manusia anggap kesenangan yang sesungguhnya tidak menyenangkan, keindahan yang sejatinya tidak indah,kebaikan yang tidak baik, atau sesuatu yang dianggap bahagia tapi tidak membahagiakan.
Fahamilah balok kayu yang sejatinya lurus akan tampak bengkok ketika dicelupkan ke dalam air
Ketika doa ditidurkan
Itu bukan bermakna Tuhan lelah. Tapi Allah tengah mengistirahatkannya. Ibarat tubuh doa juga perlu rehat dan santai santai sejenak. Dalam ketidakaktifan itu, jika mengadopsi teori hibernasi, yang ditandai dengan penurunan metabolism besar-besaran, harapan mengalami pelemahan total; , keinginan-keinginan direndahkan, cita-cita diwujudkan lebih perlahan. Serta kecepatan metabolism kesuksesan sama sama ikut merendah. Sungguh, segala harapan dan seluruh pencapaian yang sangat hebat sekalipun sangatlah rendah. Hanya Allah yang Maha Tinggi
Ketika Doa ditidurkan
Allah sesungguhnya tidak mendiamkan. Tuhan Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang menginginkan kita memasrahkan pertolongan dan mengundang ijabah dalam sebuah garis lurus bernama kesabaran. Ingatlah aturan mainnya, sabar dulu baru salat dan berdoa. Ini harus runtut. Begitu ajaran Al-Qur’an. Bukan doa atau salat dulu baru bersabar. Ini memang baik. Tapi selalu saja kita ingin yang terbaik. Jadi, sebagaimana al-Qur’an berbisik, wastainuu bissobri wassholah
Ketika doa ditidurkan..
Tersenyumlah! Biar kan saja syetan, baik dari bangsa jin atau kalangan manusia membisik-bisik atau dengan mulut besarnya melumuri hati dengan keraguan untuk tidak yakin,bermalas-malas, bimbang atau emoh untuk berdoa. Bersabarlah lalu berdoa. Sabar aja! Sabar lagi sabar terus! Baru salat! Kelak ketika ketika ijabah itu mewujudkan diri. Kesuksesan kita yang akan membungkam mulut besar mereka!